This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 08 Februari 2011

Awal Bangkitnya Persiraja

Persiraja (Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja) merupakan perserikatan (bond)-nya Kota Banda Aceh. Nama Banda Aceh sendiri merupakan pergantian nama dari Kutaraja sejak tahun 1962.
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/hs332.snc4/41785_54724763780_5388909_n.jpg
Nama Persiraja mulai mengemuka pada 1975 ketika berhasil melewati bayang-bayang PSMS Medan di persepakbolaan Sumatra Bagian Utara. Dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PSSI 1973-1975 tingkat Wilayah I, Persiraja berhasil menjadi juara. (Catatan: dalam media tahun 1990-an, peringkat pertama itu disebut-sebut sebagai juara Divisi I PSSI 1975. Namun, sebagai hasil penelusuran data, NMR menunjukkan bahwa divisi I PSSI mulai digelar sejak 1979).
Pada masa ini (1975) Persiraja memuncaki klasemen akhir dengan mengumpulkan 11 nilai sama dengan PSMS. Hanya saja, Persiraja memiliki gol 31-10 (selisih 21), sedangkan PSMS 26-6 (selisih 20).
Berikut ini ialah klasemen akhir Wilayah I:
  1. Persiraja (Banda Aceh) 7 5 1 1 => nilai 11
  2. PSMS (Medan) 7 5 1 1 => 11
  3. PSL (Langkat) 7 4 2 1 => 10
  4. PS Bangka (Bangka) 7 5 0 2 => 10
  5. PSP (Padang) 7 3 1 3 => 7
  6. PSS (Simalungun) 7 2 1 4 => 5
  7. Persijam (Jambi) 7 0 1 6 => 1
  8. PSBS (Bangkinang) 7 0 1 6 => 1.
Dengan demikian, Persiraja berhak lolos ke Kejurnas PSSI 1975-1978 tingkat Nasional bersama PSMS Medan, PSL, dan PS Bangka. Pada masa ini pula, jatah tim yang lolos bertambah dari 2 tim menjadi 4 tim. Dalam Kejurnas PSSI 1973-1975 tingkat nasional itu sendiri, Persiraja sanggup menempatkan posisinya di babak “8 Besar”.
Dalam kompetisi periode berikutnya, posisi Persiraja semakin meningkat yaitu menempati peringkat ke-5 dalam Kejurnas PSSI 1975-1978 setelah dalam pertandingan perebutan peringkat ke-5 dan ke-6 mengalahkan Persib Bandung 2-1. Gol Max Timisela (Persib) pada menit 10 mampu dibalikkan melalui Bustaman (menit 15) dan Tirmizi (menit 41). Dalam pertandingan yang juga memperebutkan satu tempat di Kejurnas Utama PSSI 1978-1979 (cikal bakal divisi utama PSSI), Persiraja menurunkan formasi pemain: Zain Merdeka (penjaga gawang), Syaiful/M. Nasir, Tablawi, A. Wahab, A. Rani, T. Hermansyah, Tirmizi, Joharudin, Bustaman, M. Daan, dan T. Usman Mahmud/Bachrum.
Namun, sesungguhnya, kemenangan Persiraja ini sempat diprotes pihak Persib. Bahkan PSSI pun belum mau mengumumkan siapa yang menjadi peringkat ke-5 Kejurnas PSSI 1975-1978. Alasannya, menurut kalangan pengurus PSSI, tidak diumumkannya Persiraja sebagai juara ke-5 karena ternyata dalam pertandingan itu Persiraja melanggar “Peraturan Pertandingan Kompetisi Kejuaraan Nasional PSSI” (pada masa itu). Selain itu, pelanggaran itu tidak berujung putusan. Singkat cerita, PSSI hanya dapat meminta maaf melalui suratnya tertanggal 10 Maret 1978. (Kisah lengkap ada dalam “Persib 1986: Lahirnya Kembali Generasi Emas Persib”).
Dalam perkembangannya, Persiraja mengikuti Kejurnas Utama PSSI 1978-1979. Namun, prestasinya kurang bagus. Persiraja menempati peringkat ke-5 dari 5 peserta. Beruntung pada masa itu tidak di-degradasi karena pada kompetisi periode berikutnya PSSI malah akan menambah peserta dari 5 tim menjadi 6 tim. Namun demikian, prestasi Persiraja dapat ditebus pada Divisi Utama PSSI 1980 yaitu:
Persiraja berhasil menjadi juara. Di babak grandfinal, Persiraja menang 3-1 atas Persipura Jayapura, satu-satunya tim promosi dari Divisi I PSSI 1979. Sayang, setelah itu prestasi Persiraja kurang bersinar.

Profil klub Persiraja Banda Aceh

Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja Banda Aceh, atau sering disingkat Persiraja Banda Aceh


Logo Persiraja


adalah sebuah klub sepak bola Indonesia asal Kota Banda Aceh, ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Selain menggunakan Stadion H. Dimurthala Lampineung, mereka juga menggunakan Stadion Harapan Bangsa sebagai markas mereka.Kutaraja merupakan nama lama Kota Banda Aceh.
Pada musim 2008/2009 Persiraja bermain di Divisi Utama Liga Indonesia atau Indonesia Premier League.Persiraja terkenal dengan permainan taktis dan kerasnya, terutama saat bermain di kandangnya yang terkenal angker bagi tim-tim lawan yang bermain di Banda Aceh.
Salah satu yang membuat Persiraja sulit dikalahkan di kandangnya sendiri, adalah dukungan luar biasa yang ditunjukkan oleh para penonton dan suporter mereka, yang dikenal dengan 'Skuller' (julukan untuk anggota organisasi S.K.U.L.L alias Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju).
Nama lengkap Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja
Julukan Lantak Laju
Didirikan 1957
Stadion H.Dhimurtala,Lam,pineung
Banda Aeh
(Kapasitas: 15.000)
Ketua Umum Ir. H. Mawardy Nurdin, M.Eng, Sc
(Walikota Banda Aceh)
Sekretaris Musri Idris
Bendahara Makmur SE
Manajer Kombes Pol Ilsaruddin
(Dir. Samapta Polda Aceh)
Pelatih HERI KISWANTO

Senin, 07 Februari 2011

SKULL song "sama sama berjuang"

Kado Musawir untuk Skuller

SKULL for persiraja

persiraja song

Pasukan Drum SKULL

SKULL song Jangan "Ganggu Kami"

Pasti Bisa,Persiraja

Teles Oranye Lagi

Walikota berterima kasih pada SKULL

Bendera SKULL (Suporter Persiraja) di Konser OASIS

SKULLER (Suporter Persiraja) NGURAS LAPANGAN

Persiraja bantai Persipasi

Vid:Persiraja Last Home Match

profil lengkap Syafri Umri


Tempat, Tanggal Lahir: 12-02-1990
Tinggi: 172
Berat: 61
Posisi: Bek Sayap
Klub: Persiraja Banda Aceh
Nomor Punggung: 11
Nama Punggung: Syafri Umri

Karier
Liga Ti-Phone 2010 - Persiraja
Liga Joss Indonesia 2009 - PSIS
Piala Indonesia 2008 - Pelita Jaya
U-21 ISL 2008 - Pelita Jaya U-21
Djarum ISL 2008 - Pelita Jaya
2008 - Pelita Jaya

Syafri Umri debut profesionalnya dimulai di Pelita Jaya pada 2008. Kala itu, Syafri masih berusia 17 tahun.

Pelatih Pelita Jaya U-21, Jajang Nurjaman, melihat Syafri sebagai pemain potensial. Karenanya, ia sempat  mengirim Syafri ke Belanda, tepatnya ke klub anggota Eredivisie SC Heerenven.

Syafri ke Belanda tidak mengikuti program pembinaan pemain muda selama dua tahun, seperti dua rekan setimnya: Jajang Mulyana dan Risky Novriansyah, yang dikirim ke Brasil. Syafri hanya berlabuh selama beberapa pekan di klub tersebut.

Ketika masih di Pelita Jaya, Syafri pernah diandalkan untuk menggantikan posisi beberapa seniornya, seperti Firman Utina dan Erol Iba, serta Egi Melgiansyah dan Jajang Mulyana yang masuk Pelatnas SEA Games.

Hanya satu tahun Syafri di Pelita Jaya. Ia kemudian pindah ke PSIS Semarang pada 2009. Klub terakhirnya adalah Persiraja Banda Aceh. Dan, kini ia dipanggil Alfred Riedl untuk seleksi timnas U-23 sebagai persiapan menghadapi Sea Games XXVI pada November 2011 di Jakarta dan Palembang. (sj)

Syafri Umri Penerus Jejak Ismed Sofyan

 
Syafri Umri menjadi wakil Nangroe Aceh Darussalam di tim nasional Indonesia U-23 proyeksi Pra Olimpiade 2012. Pemain Persiraja Banda Aceh itu ingin mengikuti jejak mantan pemain timnas asal NAD lainnya, Ismed Sofyan.

NAD sempat dikenal sebagai penghasil pesepakbola andal di Indonesia. Sebut saja gelandang pengatur serangan Fachry Husaini. Pria yang kini menjadi pelatih Bontang FC itu menjadi andalan timnas era 1990an.

Selanjutnya, NAD juga punya bek sayap kanan Ismed Sofyan. Pemain Persija Jakarta tersebut juga sempat menjadi andalan timnas Merah Putih karena memiliki kecepatan dan umpan crossing terukur.

Sayang, terjangan bencana tsunami pada 2004 lalu membuat sepakbola NAD sempat mati suri. Banyak pemain sepakbola, termasuk pemain klub kebangaan NAD, Persiraja yang juga ikut menjadi korban.

Namun pelan tapi pasti, sepakbola NAD mulai menggeliat. Kehadiran Syafri Umri di timnas U-23 mengharumkan kembali Serambi Mekkah di pentas sepakbola nasional.

Syaiful saat ditemui wartawan, mengaku senang terpilih masuk timnas U-23. Mantan pemain Pelita Jaya itu juga mengaku tidak pernah menyangka penampilannya mampu menarik hati pelatih Alfred Riedl.

"Dari sekian banyak pemain yang ikut seleksi, saya tidak menyangka bisa terpilih. Mudah-mudahan kalau saya bisa bagus di Pra Olimpiade 2012 saya bisa terpilih lagi ke SEA Games 2011," kata Syafri.

Lebih lanjut, Syafri bertekad ingin mengembalikan nama besar NAD di pentas sepakbola nasional. Dia ingin pemain-pemain lain daerah asalnya mau mengembangkan diri agar bisa memperkuat timnas.

"Sebenarnya pemain-pemain sepakbola di Aceh banyak yang ingin jadi pemain nasional. Tapi karena support dari pemerintah di sana masih minim, sehingga mereka jarang ada yang main ke luar," kata Syafri.

Ditanya soal pemain idolanya, Syafri tanpa ragu menyebut nama Ismed Sofyan. Selain karena berasal dari daerah yang sama, Ismed menurut Syafri juga banyak mengilhami permainannya sebagai fullback kanan.

"Idola saya Ismed Sofyan. Kebetulan kami juga bermain di posisi yang sama. Saya ingin mengikuti jejaknya di timnas," katanya. (one)

Syafri Umri: Diandalkan Riedl

  Syafri Umri
Pria itu tak lain bek sayap Persiraja Banda Aceh musim ini. Mantan anak didik Diklat Ragunan itu terpilih sebagai satu dari 26 pemain U-23 yang akan disaring lagi untuk memperkuat Indonesia di ajang Pra Olimpiade 2012. Ini menjadi keempat kalinya Syafri masuk seleksi skuad timnas.

Sebelumnya, lelaki kelahiran Kutacane, 12 Februari 1990, ini menghuni timnas junior. Rekam jejaknya dimulai dari timnas U-17 yang diasuh Iwan Setiawan dan Aji Santoso (2006), lalu skuad timnas U-19 (2008) yang dilatih Bambang Nurdiansyah.

Setahun kemudian, dia masuk skuad U-21 dan tahun ini masuk skuad timnas yang dipersiapkan untuk Pra Olimpiade 2012 di tangan Alfred Riedl. Saat pelatih asal Austria itu mengumumkan 26 nama, Selasa (18/1) lalu, Syafri masih dalam penerbangan Jakarta-Banda Aceh.
"Saat itu saya baru tahu saat transit di Medan. Waktu buka HP sudah banyak pesan masuk," cerita Syafri di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.

Salah satu pesan tersebut dari asisten pelatih Wolfgang Pikal, kata Syafri.

"Awalnya saya tak sempat terbayang lolos. Ternyata Allah menentukan lain dan alhamdulillah," ujar putra sulung pasangan Saiful Bahri dan Salamah Ariga ini.

Kiprahnya dirintis sejak belia dengan SSB Aneuk Rincong yang didirikan orangtuanya. Mantan siswa SMP 1 Banda Aceh melanjutkan sekolah ke Diklat Ragunan selama tiga tahun hingga sempat memperkuat tim U-18 Persita Tangerang dan Persijap Jepara.

Berikutnya, dia bermain di tim junior PSIS Semarang dan Pelita Jaya di bawah asuhan Fandi Ahmad. Pada 2008, Syafri bahkan masuk skuad U-23 Persija Jakarta. Musim kompetisi 2009, pemain sayap ini bermain untuk PSIS dan baru pada 2010 kembali ke kampung halaman memperkuat Laskar Rencong di bawah polesan Herry Kiswanto.

Di Persiraja, karirnya memang sedikit tersendat. Hingga sembilan pertandingan, dia baru dua kali masuk line up. Selebihnya lima kali sebagai cadangan absen karena ikut seleksi timnas. Meski demikian, Syafri tak berkecil hati dan maklum akan stategi pelatih.

Apalagi dia sendiri merasa menanggung beban berat jika tampil di depan publik sendiri dan terbukti dalam beberapa laga terakhir. Menyikapi kondisi ini, Herry Kiswanto mengakui, sejumlah talenta mudanya masih grogi.

Di sisi lain, Syafri juga salut dan memuji taktik Herry dalam membesut Laskar Rencong. Pengagum bek Tottenham Hotspur Gareth Bale ini terkesan dengan mantan gelandang timnas 1980-an dalam segala hal.

Begitu pula dengan Riedl. Menurut mantan pemain PPLP ini yang mengagumi klub Arsenal itu, Riedl adalah tipe pelatih disiplin dan mendukung semua pemain muda yang berpotensi dan perlu menambah pengalaman bertandingnya.

"Semua pemain muda Indonesia memang lambat berkembang. Berbeda dengan pemain muda di Eropa, tapi semua pemain butuh pengalaman," ujarnya.

Pada Safri Reidl Percaya



SAFRI Umri baru saja menyelesaikan latihan di komplek Stadion Harapan Bangsa. Dia ditemani empat rekannya yang juga pemain bola. Sebelum matahari tepat di atas kepala, dia istirahat sambil menyeruput minuman hangat.

Pria itu tak lain, fullback Persiraja musim 2010-2011. Mantan anak didik Diklat Ragunan itu terpilih sebagai satu dari 24 pemain lainnya yang akan memperkuat Indonesia di ajang Pra Olimpiade 2012. Ini untuk keempat kali namanya masuk dalam skuad tim nasional (timnas).

Sebelumnya, lelaki kelahiran Kutacane 12 Februari 1990 ini rutin menghuni skuad timnas junior. Rekam jejaknya dimulai dari timnas U-17 yang diasuh duet pelatih Iwan Setiawan dan Aji Santoso pada 2006. Lalu pada skuad timnas U-19 tahun 2008 yang saat itu dilatih Bambang Nurdiansyah.

Setahun kemudian, pada 2009 dia juga masuk skuad timnas U-21 yang diasuh Banur, mantan pemain sepakbola legendaris Indonesia. Tahun 2010 ini, Safri kembali masuk skuad timnas yang dipersiapkan untuk Pra Olimpiade 2012. Timnas U-23 ini dilatih Alfred Reidl.

Saat pelatih asal Austria itu mengumumkan 25 nama skuadnya, Safri masih dalam penerbangan Jakarta-Banda Aceh. "Saya baru tahu saat transit di Medan. Waktu buka hape sudah banyak pesan masuk," cerita Safri dalam bincang-bincang dengan Waspada, Selasa (18/1) di Banda Aceh.

Salah satu pesan tersebut, kata Safri dari Asisten Pelatih Wolfgang Pikal. "Awalnya saya tak sempat terbanyang bisa lolos. Ternyata Allah menentukan lain, dan alhamdulillah," ujar putra sulung pasangan Saiful Bahri dan Salamah Ariga ini.

Menjadi langganan timnas, tak diperoleh Safri dengan gampang. Kiprahnya dijagat sepakbola dia rintis sejak belia di sekolah sepak bola (SSB) Aneuk Rincong. SBB tersebut didirikan orang tuanya, Saiful Bahri yang seorang pegawai negeri.

Mantan siswa SMP 1 Banda Aceh melanjutkan sekolah ke Diklat Ragunan selama tiga tahun, dari 2005-2008. Dalam periode itulah di memperkuat tim usia 18 tahun (suratin) Persita Tangerang pada 2005. Kemudian bermain di tim usia 18 Persijap Jepara tahun 2006.

Tahun berikutnya dia bermain di junior PSIS Semarang. Pada tahun yang sama yakni 2007-2008 dia masuk skuat Pelita Jaya di bawah asuhan Fandi Ahmad, mantan pemain nasional Singapura. Dia bahkan masuk skuad U-23 Persija Jakarta pada 2008.

Musim kompetisi 2009, pemain sayap ini bermain untuk klub PSIS Semarang. Baru, pada 2010 dia kembali ke kampung halaman, memperkuat Laskar Rencong Persiraja Banda Aceh. Di bawah polesan Herry Kiswanto, Safri belum tampil maksimal, meski timnya melesat di puncak klasemen.

Di Persiraja, karirnya memang sedikit mandek. Hingga sembilan kali bertanding, dia baru dua kali masuk line up starting eleven. Lima kali sebagai pemain cadangan, dan masuk di babak kedua. Sisanya dua kali, dia absen karena ikut seleksi timnas.

Pun begitu, Safri tak berkecil hati. Dia maklum, itulah stategi pelatih. Apalagi dia sendiri merasa menanggung beban berat jika tampil di depan publik sendiri. Diakuinya, ekspektasi penonton yang begitu tinggi, membuat dirinya grogi.

Ini terbukti dalam beberapa laga terakhir di H Dimurthala. Menyikapi kondisi ini Headcoach Persiraja, Herry Kiswanto mengakui, sejumlah talenta mudanya masih grogi. "Mereka punya potensi besar, karena itu jangan putus asa, teruslah berusaha melawan rasa itu semua," kata Herkis suatu ketika.

Pada sisi lain, dia juga salut dan memuji habis taktik Herkis dalam membesut Laskar Rencong. Kata pengagum Gareth Bale--pemain Tottenham Hotspur, dia terkesan dengan mantan gelandang timnas 80-an ini dalam segala hal.

Begitu pula dengan Alfred Reidl. Menurut mantan pemain PPLP ini yang mengagumi klub Arsenal itu, Reidl adalah tipe pelatih penuh disiplin. Reidl ikut pula mensupport semua pemain muda yang potensinya dan pengalamannya masih perlu ditingkat.

"Semua pemain muda Indonesia memang lamban berkembang. Berbeda dengan pemain muda di Eropa. Tapi semua pemain muda butuh pengalaman," ujar pria yang juga mengagumi Nasuha itu mengutip komentar pelatih asal Austria itu.

Orang tuanya, Saiful Bahri, ketika dihubungi terpisah mengaku bangga anaknya mewakili klub Persiraja Banda Aceh untuk bermain di tim nasional. Kecuali Safri, dari Laskar Rencong ada satu skuad lagi yang ikut seleksi yakni Fahrizal Dillah. Namun, striker jangkung ini gagal bersaing dan akhirnya dicoret Reidl.

SKULL itu persiraja,persiraja itu SKULL





 
Suporter klub sepakbola biasanya identik dengan rusuh. Misal, sebut saja Bondo Nekad alias Bonek di Surabaya, Jackmania di Jakarta. Atau Hooligan di daratan Inggris dan Ultras di bumi Italia. Jika sudah rusuh, tentu kerugian begitu besar. Lalu, bagaimana dengan tanah Rencong?


Aceh juga punya komunitas untuk itu. Tapi mereka lebih santun dan realistis. Komunitas ini bernama Skull. Skull kependekan dari Suporter Kutaraja untuk Lantak Laju. Skull adalah pendukung Persiraja Banda Aceh, bekas Juara Kompetisi Perserikatan 1980.

Klub yang berdiri pada 1957 ini punya dua julukan, Lantak Laju dan Laskar Rencong. Hingga tahun 2004, bonden Kutaraja ini menjadi satu-satu klub yang bermain dilevel Divisi Utama Liga Indonesia dari Aceh. Sehingga namanya begitu kesohor.

Baru dalam dua tahun terakhir tampil dua 'adiknya' meramaikan ranah sepakbola Aceh. Dua 'saudara' itu tak lain, PSAP Sigli dan PSSB Bireuen. Ke depan akan tampil satu lagi yakni PSLS Lhokseumawe, yang sudah mengantongi jatah berlaga di kompetisi kasta nomor dua di negeri ini.

Skull sendiri sebenarnya masih hijau. Pasalnya, komunitas pendukung awak bola ini baru dibentuk pada 11 April 2007. "Jadi usianya masih sangat muda, baru hampir tiga tahun, jadi wajar kalau anggotanya masih sangat sedikit," ujar Teuku Iqbal Djohan, SE, penggagas Skull kepada Waspada, kemarin.

Kata dia, lembaga itu lagi bersama beberapa orang teman, yaitu segerombolan anak muda yang sama-sama menggilai klub Persiraja. Dalam kiprahnya mereka juga membentuk situs komunitas serta mengkoordinir anggota lewat jejaring sosial, facebook yang beranggotakan 3.332 orang.

Iqbal menyebutkan, para Skuller (sebutan untuk anggota Skull), siap berjuang dan berkorban apapun juga demi Persiraja. "Skull tak pernah disusui oleh siapapun, nggak perlu digendong, dan nggak perlu dipapah. Karena Skull mampu mandiri sampai saat ini, dan Insya Allah sampai seterusnya," urai Iqbal lagi.

Mereka pun menancapkan tekad dalam perjuangan mendukung Persiraja, tidak cengeng, mengeluh, merengek, dan tak asal protes. Kecuali itu, apapun konsekuensinya Skull selalu tegar dalam mendukung perjuangan para pemain Persiraja.

Karena itu, lantas kemudian muncul kalimat yang amat akrab di telinga para Skuller. Persiraja capek, Skull capek. Persiraja kepanasan, Skull kepanasan. Persiraja kehujanan, Skull kehujanan. Persiraja menang, Skull senang!

Iqbal Djohan juga menegaskan, Skull dibentuk tanpa agenda terselubung. "Skull bukan untuk mereka yang punya embel-embel tertentu, alias misi-misi terselubung, seperti mengumpulkan massa untuk kegiatan politik, mendekatkan diri dengan kalangan penguasa, dan bukan juga untuk mita peng (cari duit) dan sebagainya," tegasnya.

Kiprah Skull dalam setiap derap Persiraja terbukti berbeda. Mereka lain dengan Bonek yang mendukung Persebaya Surabaya atau Jackmania milik Persija Jakarta. "Skull bukan Bonek, tidak rusuh dan lebih realistis dalam menerima hasil setiap perjuangan anak-anak Persiraja," tambah Oki Rahmatna Tiba, seorang Skuller.

Kata dia, kalah dan menang dalam pertandingan biasa. Pihaknya siap kalah dan siap menang, tapi tentu saja berharap kubu Persiraja bisa selalu meraup poin penuh jika berlaga di depan pendukungnya. "Menang kami senang, dan kalah tak ada kerusuhan," katanya.

Memang ini dibuktikan Skull, ketika timnya dirugikan wasit saat bertanding di kandang sendiri, mereka tidak anarkis. Selain tidak mengubah hasil akhir, rusuh juga merugikan banyak pihak, mulai dari panitia pelaksana, managemen klub serta kemungkinan terkena sanksi dari institusi terkait.

Awalnya, bukan cuma Skull yang acap mengangkat moral dan semangat pemain Persiraja saat berlaga. Ada komunitas lain yang dalam beberapa tahun terakhir tiarap, yakni Laskar Rencong Mania. Dalam dua kompetisi terakhir mereka sudah jarang terlihat.

Pun begitu, Arsitek Persiraja, Anwar selalu memberi apresiasi kepada semua pecinta Persiraja. Bahkan dalam setiap kesempatan, dihadapan jurnalis dia selalu mengucapkan terima kasih kepada Skull dan masyarakat yang sudah mendukung skuadnya.

Begitu pula pilar Persiraja semacam Tarmizi Rasyid, Andria dan Abdul Musawir. Bagi pemain senior dan juga kapten tim, Tarmizi Rasyid, melihat skuller itu amat penting dalam menambah daya lecut di lapangan. "Dengan kata lain, mereka pemain ke-12 saat kami bertanding, jadi mereka juga amat penting," pungkasnya.

Atas dasar itu, mungkin saja kita harus dukung suporter yang santun dan tidak anarkis. Sebab, kalah dan menang adalah biasa dalam pertandingan. Bravo Skull, Glory Glory Persiraja...

We're SKULL (supporter persiraja untuk lantak laju)


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs109.snc4/35829_139229449425581_100000155800412_445892_6549115_n.jpg

APA DAN SIAPA SKULL?

SKULL adalah singkatan dari kalimat SUPORTER KUTARAJA UNTUK LANTAK LAJU....

SUPORTER merupakan bentuk Bahasa Indonesia dari kata SUPPORTER yang berasal dari Bahasa Inggris, yang berarti pendukung.

KUTARAJA atau KOETARADJA adalah nama lama Kota BANDA ACEH, ibukota Provinsi NANGGROE ACEH DARUSSALAM, yang merupakan homebase atau markas dari klub PERSIRAJA.

Sedangkan LANTAK LAJU, adalah julukan paling terkenal dari klub PERSIRAJA, disamping julukan lainnya seperti LASKAR RENCONG.

Maka gampangnya, SKULL bisa diartikan sebagai PARA PENDUKUNG KLUB PERSIRAJA BANDA ACEH.

SKULL secara resmi dibentuk pada tanggal 11 APRIL 2007, jadi usianya masih sangat muda, belum genap tiga tahun, jadi wajar kalau anggotanya masih sangat sedikit.

Kalau diibaratkan bayi, SKULL masih cengeng, belum bisa ngomong dan belum bisa jalan, malah masih harus disusui.

Tapi kenyataannya nggak demikian!

SKULL yang belum genap dua tahun usianya, nggak pernah disusui oleh siapapun, nggak perlu digendong, dan nggak perlu dipapah. Karena SKULL mampu mandiri sampai saat ini, dan InsyaAllah sampai seterusnya.

Apa yang membuat SKULL bisa mandiri?

Berkat perjuangan para SKULLER (sebutan untuk anggota SKULL), yang selalu siap berkorban apapun juga demi PERSIRAJA.

SKULL juga nggak cengeng, nggak cuma bisa mengeluh, nggak cuma bisa protes dan merengek. Tapi SKULL selalu tegar dalam mendukung perjuangan para pemain PERSIRAJA.

SKULL punya semboyan:

PERSIRAJA capek, SKULL capek. PERSIRAJA kepanasan, SKULL kepanasan. PERSIRAJA kehujanan, SKULL kehujanan. PERSIRAJA menang, SKULL senang!

Pembentukan SKULL digagas oleh TEUKU IQBAL DJOHAN, S.E. bersama beberapa orang teman, yaitu segerombolan anak muda yang biasa nongkrong di GALAXY INTERNET ZONE & MULTIPLAYER GAME CENTRE di Banda Aceh, yang sama-sama menggilai PERSIRAJA.

Siapa yang bisa menjadi anggota SKULL?

Siapa saja! Asalkan betul-betul mencintai PERSIRAJA, dan punya tujuan murni untuk mendukung perjuangan PERSIRAJA di lapangan.

SKULL bukan untuk mereka yang punya embel-embel tertentu, alias misi-misi terselubung, seperti mengumpulkan massa untuk kegiatan politik, mendekatkan diri dengan kalangan penguasa, dan bukan juga untuk mita peng dan sebagainya.

SKULL nggak berpolitik, dan bebas politik!

SKULL 100 % olahraga!
100 % sepak bola!
dan 1000 % PERSIRAJA!!!